Sabtu, 16 Maret 2013

PSIKOTERAPI (tugas individual)

PSIKOTERAPI 1. Jelaskan mengenai psikoterapi! 2. Sebutkan dan Jelaskan tujuan psikoterapi! 3. Sebutkan dan Jelaskan unsur psikoterapi! 4. Sebutkan dan Jelaskan perbedaan antara psikoterapi dan konseling! 5. Jelaskan mengenai pendekatan psikoterapi terhadap illness! 6. Sebutkan dan Jelaskan bentuk utama terapi! Citra Ayu Cisilia 3pa07 19510243 Psikoterapi yang lahir pada pertengahan dan akhir abad yang lalu, dilihat secara etimologis mempunyai arti yang sederhana yaitu “psyche” yang artinya jiwa dan “therapy” dari bahasa Yunani yang artinya “merawat” atau “mengasuh”, sehingga psikoterapi adalah perawatan terhadap aspek kejiwaan. Menurut beberapa ahli psikoterapi adalah; Menurut Watson & Morse (1977), psikoterapi adalah bentuk khusus dari interaksi antara dua orang pasien dan terapis, dimana pasien memulai interaksi karena ia mencari bantuan psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan, dan tindakannya. Sedangkan Corsini (1989) mengatakan bahwa psikoterapi sulit dirumuskan secara tepat. Corsini merumuskan psikoterapi sebagai proses formal dari interaksi antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress) pada salah satu dari kedua pihk karena ketidakmampuan atau malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut: fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berfikir), fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan) atau fungsi perilaku (ketidaktepatan perilaku). Dengan terapis yang memiliki teori tentang asal usul kepribadian, perkembangan, mempertahankan dan mengubah bersama-sama dengan beberapa metode perawatan yang mempunyai dasar teori dan profesinya diakui resmi untuk bertindak sebagai terapis. Watkins mengatakan bahwa karena psikoterapi juga dilakukan oleh disiplin-disiplin ilmu lain, maka perumusan menjadi beraneka ragam, tergantung dari pandangan dan pemikiran perumusnya. Karena itu perumusan mengenai psikoterapi oleh Watkins dibagi menjadi empat kelompok, yakni: Tujuan dari psikoterapi : 1. Mereka yang menilai bahwa membebaskan pasien dari masalah yang menimbulkan gejala, kecemasan dan konflik sebagai tujuan utama dari psikoterapi, yaitu merumuskan psikoterapi adalah suatu bentuk dari perawatan (treatment) terhadap masalah-masalah yang dasarnya emosi, di mana seseorang yang terlatih, dengan seksama membentuk hubungan professional dengan pasien dengan tujuan memindahkan, mengubah atau mencegah munculnya gejala dan menjadi perantara untuk menghilangkan pola-pola perilaku yang terhambat serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan positif dari kepribadian menurut Wolberg (dalam Gunarsa, 2004). 2. Whitaker & Malone (1953) adalah mereka yang menganggap bahwa tujuan terapi adalah membentuk perasaan adekuat pada diri sendiri, ada keterpaduan dalam diri sendiri dan kematangan pribadi. 3. Whitaker & Malone (1953), yakni mereka yang menitik beratkan bahwa sasaran psikoterapi adalah peningkatan hubungan-hubungan antar psibadi, meliputi kemampuan untuk member dan menerima kasih sayang. 4. Kelompok keempat adalah mereka yang menitikberatkan pada usaha untuk mencapai penyesuaian dengan masyarakat dan kebudayaan (Rogers, 1942) dan merumuskan untuk mengganti perilaku dan mengubah sikap mereka yang tidak bisa menyesuaikan diri agar memperoleh hasil yang lebih konstruktif. Dari uraian ini jelas bahwa tujuan psikoterapi sulit untuk digeneralisasikan, karena tujuan dari setiap metode psikoterapi sangat berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, disamping masalahnya juga sangat bervariasi. Unsur-unsur dalam Psikoterapi Masserman (dalam Residen Bagian Psikiatri, 2007) telah melaporkan tujuh parameter pengaruh dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi. Dalam hal ini termasuk peran sosial (“martabat”) psikoterapis, hubungan (persekutuan terapiutik), hak, retrospeksi, re-edukasi, rehabilitasi, resosialisasi, dan rekapitulasi. Unsur-unsur psikoterapiutik dapat dipilih untuk masing-masing pasien dan dimodifikasi dengan berlanjutnya terapi. Ciri-ciri ini dapat diubah dengan berubahnya tujuan terapiutik, keadaan mental, dan kebutuhan pasien. Perbedaan antara psikoterapi dan konseling. Dalam perkembangan mutakhir, semakin sukar ditemukan pokok-pokok perbedaan antara konseling dengan psikoterapi. Konseling lebih berfokus pada konseren, ikhwal, masalah, pengembangan-pendidikan-pencegahan. Sedangkan psikoterapi lebih memokus pada konseren atau masalah penyembuhan-penyesuaian-pengobatan. Pendekatan Psikoterapi terhadap Mental-Illness di bagi atas lima yaitu Psychoanalysis & Psychodynamic, Behavior Therapy, Cognitive Therapy, Humanistic Therapy, dan Integrative/Holistic Therapy 1. Psychoanalysis & Psychodynamic Pendekatan ini fokus pada mengubah masalah perilaku, perasaan dan pikiran dengan cara memahami akar masalah yang biasanya tersembunyi di pikiran bawah sadar. Psychodynamic (Psikodinamik) pertama kali diciptakan oleh Sigmund Feud (1856-1939), seorang neurologist dari Austria. Teori dan praktek psikodinamik sekarang ini sudah dikembangkan dan dimodifikasi sedemikian rupa oleh para murid dan pengikut Freud guna mendapatkan hasil yang lebih efektif. Tujuan dari metode psikoanalisis dan psikodinamik adalah agar klien bisa menyadari apa yang sebelumnya tidak disadarinya. Gangguan psikologis mencerminkan adanya masalah di bawah sadar yang belum terselesaikan. Untuk itu, klien perlu menggali bawah sadarnya untuk mendapatkan solusi. Dengan memahami masalah yang dialami, maka seseorang bisa mengatasi segala masalahnya melalui “insight” (pemahaman pribadi). Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan psikodinamik adalah: Ego State Therapy, Part Therapy, Trance Psychotherapy, Free Association, Dream Analysis, Automatic Writing, Ventilation, Catharsis dan lain sebagainya. 2. Behavior Therapy Pendekatan terapi perilaku (behavior therapy) berfokus pada hukum pembelajaran. Bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh proses belajar sepanjang hidup. Tokoh yang melahirkan behavior therapy adalah Ivan Pavlov yang menemukan “classical conditioning” atau “associative learning”. Inti dari pendekatan behavior therapy adalah manusia bertindak secara otomatis karena membentuk asosiasi (hubungan sebab-akibat atau aksi-reaksi). Misalnya pada kasus fobia ular, penderita fobia mengasosiasikan ular sebagai sumber kecemasan dan ketakutan karena waktu kecil dia penah melihat orang yang ketakutan terhadap ular. Dalam hal ini, penderita telah belajar bahwa "ketika saya melihat ular maka respon saya adalah perilaku ketakutan". Tokoh lain dalam pendekatan Behavior Therapy adalah E.L. Thorndike yang mengemukakan konsep operant conditioning, yaitu konsep bahwa seseorang melakukan sesuatu karena berharap hadiah dan menghindari hukuman. Berbagai metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan behavior therapy adalah Exposure and Respon Prevention (ERP), Systematic Desensitization, Behavior Modification, Flooding, Operant Conditioning, Observational Learning, Contingency Management, Matching Law, Habit Reversal Training (HRT) dan lain sebagainya. 3. Cognitive Therapy Terapi Kognitif (Cognitive Therapy) punya konsep bahwa perilaku manusia itu dipengaruhi oleh pikirannya. Oleh karena itu, pendekatan Cognitive Therapy lebih fokus pada memodifikasi pola pikiran untuk bisa mengubah perilaku. Pandangan Cognitive Therapy adalah bahwa disfungsi pikiran menyebabkan disfungsi perasaan dan disfungsi perilaku. Tokoh besar dalam cognitive therapy antara lain Albert Ellis dan Aaron Beck. Tujuan utama dalam pendekatan kognitif adalah mengubah pola pikir dengan cara meningkatkan kesadaran dan berpikir rasional. Beberapa metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan kognitif adalah Collaborative Empiricism, Guided Discovery, Socratic Questioning, Neurolinguistic Programming, Rational Emotive Therapy (RET), Cognitive Shifting. Cognitive Analytic Therapy (CAT) dan sebagainya. 4. Humanistic Therapy Pendekatan Humanistic Therapy menganggap bahwa setiap manusia itu unik dan setiap manusia sebenarnya mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Setiap manusia dengan keunikannya bebas menentukan pilihan hidupnya sendiri. Oleh karena itu, dalam terapi humanistik, seorang psikoterapis berperan sebagai fasilitator perubahan saja, bukan mengarahkan perubahan. Psikoterapis tidak mencoba untuk mempengaruhi klien, melainkan memberi kesempatan klien untuk memunculkan kesadaran dan berubah atas dasar kesadarannya sendiri. Metode psikoterapi yang termasuk dalam pendekatan humanistik adalah Gestalt Therapy, Client Cantered Psychotherapy, Depth Therapy, Sensitivity Training, Family Therapies, Transpersonal Psychotherapy dan Existential Psychotherapy. 5. Integrative/Holistic Therapy Integrative Therapy atau Holistic Therapy, yaitu suatu psikoterapi gabungan yang bertujuan untuk menyembuhkan mental seseorang secara keseluruhan. Seperti seorang klien yang mengalami komplikasi gangguan psikologis yang mana tidak cukup bila ditangani dengan satu metode psikoterapi saja. Oleh karena itu, digunakan beberapa metode psikoterapi dan beberapa pendekatan sekaligus. bentuk utama terapi dengan berbagai pendekatan; 1. Pendekatan psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) adalah membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Rekontruksi kepribadiannya dilakukan terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintensis yang baru dari konflik-konflik yang lama. 2. Pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) dirumuskan sebagai membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang disadari. Membantu klien dalam menghidupkan kembali pengalaman-pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik-konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual. 3. Pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi (Ivey, et al, 1987) yaitu untuk memberikan jalan yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta member jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik 4. Corey (1991), terpusat pada pribadi yaitu untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenali hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya di tolak atau terhambat. 5. Corey (1991), merumuskan terapi eksistensialistikyaitu untuk membantu seorang mengetahui bahwa ia punya kebebasan dan menyadari akan kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki. 6. Ivey, et al (1987) terapi behavioristik yaitu untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola yang lebih bisa menyesuaikan. 7. Terapi behavioristik menurut Corey (1991), bertujuan untuk menghilangkan perilaku maladaptive dan lebih banyak mempelajari perilaku yang efektif. 8. Terapi kognitif-behavioristik menurut Ivey, et al (1987), yakni menghilangkan cara berfikir yang menyalahkan diri sendiri, mengembangkan cara memandang lebih rasional dan toleran terhadap diri sendiri dan orang lain. 9. Corey (1991) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Kognitif-Behavioristik dan Rasional-Emotif adalah menghilangkan cara memandang dalam kehidupan pasien yang menyalahkan diri sendiri dan membantunya memperoleh pandangan dalam hidup secara lebih rasional dan toleran. Untuk membantu pasien mempergunakan metode yang lebih ilmiah atau objektif untuk memecahkan masalah emosi dan perilaku dalam kehidupan selanjutnya. 10. Terapi Gestalt menurut Ivey, et al (1987), adalah agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang. 11. Corey (1991) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Gestalt adalah membantu klien memperoleh pemahaman mengenai saat-saat dari pengalamnnya. Untuk merangsangnya menerima tanggung jawab dari dorongan yang ada di dunia dalamnya yang bertentangan dengan ketergantungannya terhadap dorongan-dorongan dari dunia luar. 12. Terapi Realitas menurut Ivey, et al (1987), adalah untuk memenuhi kebutuhan seseorang tanpa dicampur-tangani orang lain. Untuk menentukan keputusan yang bertanggung jawab dan untuk bertindak dengan menyadari sepenuhnya akan akibat-akibatnya. 13. Corey (1991) Tujuan psikoterapi dengan pendekatan Realitas adalah untuk membantu seseorang agar lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Merangsang untuk menilai apa yang sedang dilakukan dan memeriksa sebarapa jauh tindakannya berhasil. Bentuk Utama Psikoterapi Berdasarkan tujuan dan pendekatan metodis, Wolberg membagi perawatan psikoterapi menjadi tiga (3) tipe, yaitu : 1. Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy) Merupakan perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk : a. Memperkuat benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian) b. Memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian c. Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang. Penyembuhan supportif ini dapat menggunakan beberapa metode dan teknik pendekatan, diantaranya : a. Bimbingan (Guidance) b. Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation) c. Pengutaraan dan penyaluran arah minat d. Tekanan dan pemaksaan e. Penebalan perasaan (Desensitization) f. Penyaluran emosional g. Sugesti h. Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy) 2. Penyembuhan Reedukatif (Reeducative Therapy) Suatu metode pnyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain : a. Penyembuhan sikap (attitude therapy) b. Wawancara (interview psychtherapy) c. Penyembuhan terarah (directive therapy) d. Psikodrama, dll 3. Penyembuhan Rekonstruktif (Reconstructive Therapy) Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain : a. Psikoanalisis b. Pendekatan transaksional (transactional therapy) c. Penyembuhan analitik berkelompok Sumber: Gunarsa, D. 1992. Konseling dan psikoterapi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia Corey, G. Teori dan praktek konseling dan psikoterapi. Bandung: PT. Eresco